Sejarah dan Asal Usul Makanan Indonesia Wedang Ronde
Sejarah dan Asal Usul Makanan Indonesia Wedang Ronde
Kesempatan ini temanya itu mengulas hoby. Baiklah.. karna saya buibu jadi hoby saya itu memasak.
Ya.... ngga harus ibu-ibu juga sich untuk miliki hoby memasak. Tapi memang memasak itu yaitu satu aktivitas positif serta mengasyikkan.
Tak tahu mengapa bila telah di dapur bawaan nya itu happy. Saat dari mulai menyiapkan beberapa bahan makanan serta mulai memasak ada kesenangan sendiri.
Dari mulai persiapaan bahan yang terkadang repot tapi demikian uda kelar segera cekrek-cekrek photo.
Saat mulai memasak tercium sekali lagi aroma masakan yang buat mood dari bete jadi happy.
So... memasak itu yaitu hoby saya serta kesenangan saya.
Kesempatan ini yang saya ingin masak serta ulas yaitu mengenai Wedang Ronde dalam bhs Indonesia serta Tang Yuan dalam bhs Mandarin. Kebetulan bertepatan dengan tanggal 22 Desember yang jatuh sekian hari sekali lagi yaitu perayaan dari Dongzhi tersebut.
Wedang Ronde sendiri yaitu bola-bola ketan yang dikonsumsi dengan kuah manis beraroma jahe serta pandan.
Sebelumnya saya masuk ke sisi masak memasak nya, saya ajak untuk mengetahui sejarahnya dahulu yuk.
Sejarah :
Dongzhi (hanyu pinyin : Dōngzhì) juga dimaksud dalam logat Hokkian jadi Tang-chì. Juga dimaksud Tang-cheh atau Tang-coeh. Bangsa Jepang mengatakannya Tōji, Korea Dongji, Vietnam Đông Chí, Indonesia Tang-cek.
Festival ini di Indonesia juga dimaksud Hari Wedang Ronde.
Ketika perayaang Dongzhi, matahari ada pada tempat 23, 5° Lintang Selatan serta bergerak menuju utara. 1 Tersebut penyebabnya hari pelaksaan Dongzhi (menurut observasi langit) sedikit berebeda tiap-tiap tahunnya. Pada th. 2010 berlangsung pada tanggal 22 Desember, th. 2011 pada tanggal 22 Desember, serta th. 2013 pada tanggal 21 Desember. Dongzhi umumnya jatuh pada tanggal 21 apabila th. itu ada dibawah dampak shio Tikus, Naga, serta Monyet.
Dongzhi adalah satu diantara festival di mana semua anggota keluarga berkumpul dengan. Umumnya, terlebih oleh orang-orang China yang tinggal dibagian selatan serta di seberang laut, mereka makan tangyuan (湯圓) atau semacam kue berupa bola yang terbuat dari tepung ketan, kadang-kadang di beri pewarna merah. Tiap-tiap anggota keluarga paling tidak terima satu butir Tangyuan memiliki ukuran besar serta sebagian memiliki ukuran kecil, dihidangkan dengan kuah manis yang kadang-kadang digabung arak atau bunga jiuniang.
Menurut kebiasaan kuno, beberapa orang dari marga atau suku yang sama juga akan berkumpul pada kuil leluhur mereka semasing untuk bersembahyang. Setelah itu juga akan diselenggarakan perjamuan makan yang besar sesudah upacara sembahyang usai. Makanan yang dikonsumsi sepanjang festival juga jadi pengingat kalau waktu itu th. telah tua serta diinginkan semakin lebih baik pada th. yang baru.
Di Indonesia, Orang-orang China di Indonesia umum menghidangkan wedang ronde pada hari perayaan Dongzhi. Usai sembahyang, keluarga juga akan membakar kertas sembahyang serta menyulut petasan. Lalu beberapa tempat yang dipandang ditempati roh pelindung ditempeli satu atau dua butir ronde (pintu paling utama, daun jendela, pembaringan, sumur, almari, meja serta kursi) sembari berdoa agar anak-cucu dilimpahi barokah serta perlindungan.
Itu yaitu sedikit histori dari perayaan Dongzhi.
Saya sendiri di rumah masih tetap rayakan nya dengan bersembahyang sesuai sama keyakinan saya tiap-tiap tanggal 22 desember serta kebetulan th. ini juga akan saya titel sekian hari sekali lagi.
Upacara ini mempunyai tujuan melindungi kebiasaan keyakinan keluarga serta leluhur.
Comments
Post a Comment